The great tragedy in this verse is that God would not destroy the land if He had only found ONE person to intercede and stand in the gap. In our context, if we were there, would we be the one? Perhaps it’s not simply a lack of empathy or sympathy, but an unclear understanding of our identity. It’s true that on our own, we will never be good enough.

But we need to understand that despite our imperfections, God can still use us. Not on our own strength or righteousness, but by His grace and power. We just need to say “YES” to Him and allow Him to shape us in every area of our lives; to be His vessel of change. 

Will you be the ONE that God is looking for, to stand in the gap? 


这节经文中最大的悲剧在于,如果上帝能找到一个人来代祷并站 在 破 口 防 堵,就不会灭绝这国。在我们的背景下,如果我们在那里,我们会是那个人吗?或许这不仅仅是缺乏同理心或同情心,而是对自己身份的认知不清晰。的确,单靠我们自己,我们永远都不够好。但我们需要明白,尽管我们不完美,上帝仍然可以使用我们。不是靠我们自己的力量或公义,而是靠的恩典和力量。我们只需要对祂说“是”,并让祂塑造我们生活的各个方面;成为祂改变的容器。

你会成为上帝所寻找的那个人,站在破口上吗?


Tragedi besar dalam ayat ini ialah Tuhan tidak akan memusnahkan negeri tersebut jika Dia menemukan hanya SATU orang untuk bersyafaat dan berdiri menjadi pengantara. Dalam konteks kita, seandainya kita berada di sana, adakah kita akan menjadi seorang itu? Mungkin bukan sekadar kurangnya empati atau simpati, tetapi pemahaman yang tidak jelas tentang identiti kita. Memang benar bahawa dengan kekuatan kita sendiri, kita tidak akan pernah cukup baik.

Namun kita perlu memahami bahawa walaupun kita tidak sempurna, Tuhan masih boleh menggunakan kita. Bukan atas kekuatan atau kebenaran kita sendiri, tetapi dengan kasih karunia dan kuasa-Nya. Kita hanya perlu berkata “YA” kepada-Nya dan membenarkan Dia membentuk kita dalam setiap bidang kehidupan kita; menjadi saluran perubahan-Nya.

Mahukah anda menjadi SESEORANG yang Tuhan cari, untuk berdiri menjadi pengantara?


Posted

in

,